Filosofi Kopi Hitam dalam Kehidupan

Selamat pagi sobat Kisah yang Beragam,

Alhamdulillahi Rabbil'alamin, Allahumma Shalli 'ala Muhammad Wa 'ala Ali Muhammad.

Udah pada ngopi belum? hehe. Kalimat ini tentu sudah tidak asing di telinga. Ada juga kalimat-kalimat semisal yang maknanya sama, misalnya; "Ngopi dulu bro!", "Ngopi yuk!", "Mau kopi?", dan lain sebagainya. Intinya minuman kopi ini sangat familier di masyarakat. Bahkan jika kamu bukan pecinta kopi, pastilah kamu tidak asing dengan minuman ini walaupun mungkin belum pernah mencicipinya barang hanya sekali.

Apa filosofi kopi hitam dalam kehidupan? Apa daya tarik kopi hitam? Warnanya? Rasanya? Efeknya? Maknanya? Pasti banyak jawabannya karena hal ini erat hubungannya dengan selera bagi masing-masing penikmat kopi. Di tulisan ini saya akan sedikit mengisahkan kisah saya saat berkenalan dengan yang namanya kopi ini dan filosofi saya terhadap kopi hitam.

kopi hitam paling enak di Indonesia
Gambar oleh Anja🤗#helpinghands #solidarity#stays healthy🙏 dari Pixabay

Sebelum Berkenalan dengan Kopi

Di keluarga saya tidak ada yang pecinta kopi. Meskipun mereka tidak menolak jika ditawari segelas kopi. Saya pun sampai sekarang juga tidak menganggap saya sebagai pecinta kopi. Saya hanyalah penikmat kopi. Dulu saya lebih suka minum air putih apalagi ketika masih SMA saya pernah kena gejala Tifus dan oleh dokter dianjurkan untuk banyak-banyak minum air putih. Maka, sejak itu saya sering sekali minum air putih setiap hari sampai sekarang.

Sebelum SMA? Ya seperti anak-anak remaja pada umumnya. Minum es teh, es jeruk, es buah, es susu, es sirup, es batu dikremus sampai remuk, dan es macam-macamlah hehe.

Mulai Kenal Kopi

Saya lulus SMA langsung kuliah. Ketika di awal-awal kuliah, saya masih adaptasi dari kebiasaan SMA ke Kuliah. Jadi, saat itu saya masih bener-bener bocah. Masih suka main-main. Ketika yang lain mulai sering nongkrong ngopi-ngopi, ikut perkumpulan, seminar, dan lain-lain, saya malah suka mengahabiskan waktu dengan bermain game. Saat itu masih jamannya PS 2. Tapi untuk belajar, alhamdulillah saya tidak main-main. Saya tetap berusaha mendapatkan nilai yang bagus meski tidak sejajar dengan yang pintar-pintar.

Di masa kuliah inilah saya mengenal kopi. Awalnya karena saya merokok, saya juga mulai sering nongkrong sambil ngopi dengan teman-teman yang suka ngopi dan merokok. Saya sejak SMP sudah menikmati sih yang namanya merokok tapi dulu paling ngerokok sehabis makan dan paling minumnya cuma teh atau es teh. Kalau saat SMA jarang sekali merokok karena dilarang pacar haha 🤣.

Singkat cerita, aktivitas saya minum kopi ini hanya terjadi dikala nongkrong-nongkrong saja. Inipun seringnya kopi yang ringan semisal kopi susu kemasan dan lain sebagainya. Ketika di rumah atau di tempat lain saya jarang sekali meminum kopi.

Awal mula menikmati kopi hitam adalah pada saat masa mengerjakan skripsi. Jika sebelumnya saya seringkali nongkrong bersama teman untuk santai-santi, pada masa ini saya lebih sering nongkrong sendiri di kantin kampus karena kebutuhan skripsi yang menghendaki untuk bertemu dosen, teman-teman sesama pembinging, mengunjungi perpus, dan lain-lain.

Ketika merasakan "Me time" inilah perlahan mulai tumbuh kenikmatan meminum kopi. Ketika menunggu dosen atau teman, kopi hitam jadi teman sesaat. Ketika berangkat ke kantin kampus lebih awal, kopi hitam jadi penghilang rasa kantuk. Tapi ini mungkin juga karena bapak penjaga kantin yang friendly banget. Saya sebelum masa skripsi hampir tidak pernah masuk kantin tapi setelah sering ke kantin menjadi betah dengan kehadiran bapak penjaga kantin dan kopi buatannya plus ditambah soto kalau lapar hehe.

Masih teringat rasanya ketika mengawali aktivitas kuliah dengan kopi di pagi hari. MasyaAllah, nikmat mana yang engkau dustakan. Memang benar rupanya kalau kopi hitam ini mampu memacu kerja jantung dan membuat mata melek serta membuat pikiran menjadi fresh kembali. Namun, alhamdulillah saya masih bisa membatasi porsi kopi saya sehari. Paling maksimal saya habis dua gelas kecil kopi, itupun jarang. Dan alhamdulillah, di masa ini saya juga sudah berhenti merokok.

Mulai Tidak Lepas dari Kopi Hitam

Setelah lulus skripsi, kopi hitam tetap menjadi pilihan favorit. Pilihan tempat minum kopi juga masih di kantin kampus. Sesekali saya main ke kantin dengan teman seperjuangan skripsi sambil menunggu waktu wisuda. Namun sayang, kebijakan kampus membuat bapak penjaga kampus yang sudah sering menemani hari-hari akhir kuliah tidak bekerja lagi di kantin kampus. Meskipun memang kantin direnovasi menjadi lebih bersih dan tertata tapi kehadiran dan keramahannya sudah tidak terasa lagi. Kantin kampus menjadi tempat yang berbeda.

Setelah wisuda dan masing-masing dari teman pejuang skripsi mulai kembali menata hidup yang lebih cerah lagi termasuk saya sendiri, kopi hitam menjadi teman di rumah. Karena pekerjaan freelancer yang saya tekuni menuntut mata yang kuat menatap layar komputer, tentu efek kopi hitam tidak bisa saya tolak. Namun tetap, batasan maksimal 2 gelas kopi sehari tetap jadi acuan. Dan alhamdulillah, kopi hitam yang saya konsumsi sekarang, saya beli dari teman kuliah yang juga sesama pejuang skripsi dulu.

Saat ini saya mengonsumsi Kopi Hitam Khas Gunung Kelir dengan merek "Won-Kha Coffee". Ini adalah merek dari teman. Saya biasa beli yang Robusta ukuran 200gr dan sudah dalam bentuk bubuk halus. Yang Arabica juga ada. Kopi ini olahan kopi asli dari perkebunan kopi di Lereng Gunung Kelir, Kec. Bedono, Kab. Semarang. Aromanya? Jangan ditanya, karena diolah sendiri oleh warga di sana, aroma dan rasanya memiliki kekhasan tersendiri. Jika kamu ingin mencoba, silakan pesan di Halaman Facebook Won-Kha Coffee.

Won-Kha Coffee
Kopi Khas Gunung Kelir Bedono

Filosofi Kopi Hitam dalam Kehidupan

Kopi hitam ini banyak sekali macam dan jenisnya. Dari mulai bahan, cara pengolahan, dan cara penyajian banyak macam. Tapi umumnya di Indonesia, kopi ini disajikan dengan cara di'tubruk' yaitu bubuk kopi dicampur gula dan air panas. Saya juga melakukan dengan cara ini. Lalu, apa filosofi dari kopi hitam ini?

Menurut saya, dalam kehidupan, kopi hitam memiliki filosofi yang luas. Secara umum kopi hitam memiliki efek penahan kantuk. Namun,tidak cuma itu, kopi hitam juga memiliki kisah-kisah khusus yang mungkin hanya melekat pada masing-masing kehidupan penikmatnya. Sekali lagi karena ini adalah masalah selera, setiap rasa punya makna.

Saya cenderung beranggapan bahwa kopi hitam hanyalah minuman bermanfaat yang mampu membuat kinerja badan menjadi bertambah. Maka dari itu, selama setahun saya tidak beralih ke kopi-kopi lain kecuali barang sesaat. Karena, hanya manfaat dan kenikmatannya yang saya ingin dapatkan, tidak lebih.

Minum kopi hitam tidak harus filosofis meski dengan meminumnya kamu bisa menjadi filosofis. Nikmati dan ambil manfaatnya untuk kehidupan yang lebih baik.

Mungkin sobat Kisah yang Beragam memiliki makna filosofis tersendiri, silakan bagikan kisahmu di kolom komentar. 😊

Komentar